Rabu, 11 Desember 2013

TENTANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

TENTANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

 

Ø  Deskripsi Sistem Informasi Geografis

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, SIG adalah suatu sistem yang mampu melakukan berbagi proses yang dapat mengubah data menjadi suatu informasi yang siap digunakan untuk mengambil suatu keputusan.  Secara garis besarnya, SIG dibagi menjadi empat sub-sistem, yaitu (a) sub-sistem pemasukan data (data input), (b) sub-sistem pengelolaan data (data management) yang mencakup perbaikan (editing), pembaharuan data (updating), pemanggilan (retrieval) dan atau penyimpanan kembali (storage), (c) sub-sistem manipulasi dan analisis data, serta (d) sub-sistem keluaran (output). Secara detail, sub-sistem dari SIG dapat diuraikan sebagai berikut:
•       Koleksi data (data collection): pengumpulan data dari berbagai sumber
•       Penyimpanan (Storage): penyimpanan data secara dijital yang efisien
•       Manajemen data (management of data): mengadministrasikan dan menyusun data dalam basis data
•       Pemanggilan (Retrieval): pemanggilan data yg efisien dan mudah serta displai dengan berbagai cara
•       Konversi (conversion):  SIG dapat melakukan konversi proyeksi peta, format, rescaling dan lain-lainnya.
•       Analisis (analysis): termasuk manipulasi data untuk menghasilkan insight (understanding) dan informasi baru
•       Pemodelan (Modeling): penyederhanaan data atau dunia dan prosesnya untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya
•       Displai (dislay): penyajian data dengan berbagai cata
Dengan memperthatikan deskripsi tersebut maka SIG dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang lengkap, yang membentuk banyak fungsi-fungsi data yang terintegrasi.


Sejalan dengan perkembangan SIG itu sendiri, SIG dapat dipandang dari berbabai bidang, diantaranya adalah sebagai suatu:

1        Teknologi:  SIG dapat dipandang sebagai suatu teknologi karena didalam sistemnya terdapat konsep sistem itu sendiri, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunaknya (software). 

2        Metodologi: SIG dapat dipandang sebagai suatu metodologi karena SIG mampu melakukan manipulasi, analisis dan displai atau memberikan visualisasi data spasial dan non-spasial.  SIG adalah suatu metode yang menggabungkan antara visual dan basisdata dan sering disebut dengan  peta yang cerdas smart map.

3        Profesi:   Banyak kalangan menganggap bahwa SIG adalah sesuatu profesi yang baru atau spesialisasi baru, baik dari tingkat operator maupun programmer.  Pada saat telah terjadi kecenderungan positif dalam pengembangan profesi di bidang SIG atau geomatika. Kebijakan pemerintah untuk membangkitkan jasa konsultasi dengan pihak swasta telah mendorong banyak pihak swasta untuk mulai  membangun hubungan kemitraan dengan pihak pemerintah baik sebagai penyedia data maupun jasa kunsultasi.  Kesempatan ini telah mendorong terbangunnya "industri geomatika" yang mapan.  Hubungan kerjasama ini lambat laun akan  mendorong semakin dibutuhkannya profesi geomatika baik untuk tingkat operator, programmer maupun sampai dengan ilmu terapanya.   Kondisi ini juga akan mendorong pengembangan tenaga kerja "siap pakai", yang dilakukan lewat pelatihan bagi instansi swasta dan pemerintah.

4        Bisnis: SIG dapat dilihat sebagai suatu bisnis, karena di dalamnya akan melibatkan layanan pengadaan perangkat, keras, perangkat lunak, pengembangan sistem serta layanan pengolahan dan atau analisis data. Kebutuhan akan data spasial yang dibutuhkan dalam berbagai sektor membuka bagi suatu perusahaan untuk membuka sebuah layanan baik jasa maupun penyediaan data.  Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan data spasial, membuat database tentang distribusi penggunaan lahan dan jaringan jalan yang dipakai untuk membangun tata ruang wilayah pengelolaan sumberdaya yang optimal, maka perusahaan tsb dituntut untuk bertanggungjawab terhadap validitas data/informasi yang diproduksinya. Kenapa ? Karena dengan validitas data/informasi yang tidak teruji, akan berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat.  Perusahaan penyedia data spasial dapat juga disebut dengan "spatial data broker", dimana data yang dikoleksi juga bisa dipakai oleh perusahaan atau orang yang memerlukannya, sehingga akan tercipta peluang bisnis.  Masalah mendasar dalam menciptakan peluang bisnis ini adalah teknologi pengadaan data, organisasi atau manajemen perusahaan, serta faktor legalitas. Hubungan langsung antara produsen data spasial dengan pemakai data tersebut tidak semudah seperti dibayangkan orang. Yang perlu dibangun dalam pengadaan data spasial ini adalah ”kepercayaan konsumen” terhadap apa yang data spasial yang dia peroleh. Hal yang sangat berpengaruh adalah menyangkut efisiensi waktu, teknologi, ekonomis bagi pemakainya. 
Sudah merupakan hal yang wajar sampai pada akhir abad ke-20 ini, masyarakat pengguna informasi meningkat secara tajam. Pengguna informasi ini, memerlukan data dan atau informasi secara berkala dan data/informasi yang terbaru. Secara tidak langsung, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis, dampak yang ditimbulkan oleh teknologi geomatika akan berpengaruh juga pada keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

5        Sebagai ilmu pengetahuan:  SIG atau geomatika terdiri dari 3 komponen dasar yaitu ; geomatics action applications, geomatics research, geomatics education and training (Barry W., 1995 dalam Wikantika et al , 2005). Geomatika yang diperlukan oleh masyarakat pada umumnya adalah Geomatika untuk aplikasi, sedangkan Geomatika untu penelitian dan pendidikan merupakan tugas bagi lembaga-lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan geomatika. Sedangkan bidang aplikasi praktis merupakan bidang yang akan banyak digunakan dalam pemecahan masalah (problem solving) oleh banyak pihak baik swasta maupun pemerintah.  Sistem informasi geografis (SIG) merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sekaligus merupakan  "interaktif-teknologi", karena data dari berbagai macam sumber dikombinasikan, dimana data tersebut bereferensi ke permukaan bumi.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis

1.                  Pelayanan emergensi (Emergency Services): Sistem informasi kejadian kebakaran dan masalah-masalah kopolisian (Fire and Police emergence services)
2.                  Lingkungan (Environmental) yang mencakup masalah pemantauan dan atau pemodelan spasialnya (Monitoring and spatial modeling)
3.                  Bisnis (Business), misalnya penentuan lokasi lokasi perniagaan (toko, mall, pasar swalayan), sistem pelayanan antar (delivery service system).
4.                  Industri transportasi, komunikasi, pertambangan, pemasangan pipa dan layanan kesehatan (Transportation, Communication, Mining, Pipelines, Healthcare)
5.                  Pemerintahan (Government), batas-batas administrasi pemerintahan beserta data statistiknya serta kemiliteran.
6.                  Pendidikan, penelitian dan administrasi.

 

Apa yang bisa dijawab oleh SIG?


Dengan keunikan SIG  yang didisain merupakan gabungan antara CAD dan basis data serta mempunyai konsep topologi, maka SIG mampu menjawab beberapa pertanyaan generik, diantaranya adalah:

1. Lokasi: untuk mengetahui lokasi keberadaan suatu fitur (feature)tertentu. Misalnya:
a)     Di Lokasi HPH mana saja lokasi kebakaran hutan atau titik-titik hot spot ditemukan?
b)     Lokasi hutan gambut ada dimana saja di Wilayah Kalimantan Tengah?
c)      Kejadian lokasi longsor ada pada koordinat berapa?

2. Ukuran (panjang, luas dan keliling):
a)     Berapa jarak antara lokasi tanah longsor dari ibu kota kecamatan A?
b)     Berapa luas lahan longsor yang terjadi
c)      Berapa kira-kira panjang batas luar suatu kawasan Taman Nasional?

3        Analisis tetangga (neighbourhood analysis)  Dengan SIG, maka dapat dilakukan analisis tetangga, yaitu:
a)     Adjacency atau contiguty, untuk mengetahui apa saja fitur atau obyek yang ada di sekitarnya.  Contoh, nama-nama desa yang berbatasan langsung dengan propinsi DKI Jakarta.  Kecamatan apa saja yang dilalui oleh ruas jalan tertentu?
b)     Connectivity, untuk mengetahui keterhubungan antara fitur yang satu dengan yang lainnya. Contoh, Apakah lokasi kebakaran hutan dapat diakses dengan jalan tertentu? 
c)      Proximity, pada radius 200 m dari sumber mata air ada apa saja?  Siapa saja pemilik lahan yang akan dibebaskan di sepanjang jalan Jakarta-Bogor pada kisaran lebar 50 meter di kiri-kanan jalan?

4        Atribut: Apa saja atribut yang dimiliki oleh suatu fetaure?Keterangan atau fakta yang menerangkan suatu feature. Ini akan sangat mudah diketahui karena semua data sapasial pada SIG terkait dengan suatu basis data, yang mempunyai record dan field (item) tertentu.

5        Mampu mengetahui kesesuaian penggunaan kawasan, atau melalukan ”query”terhadap suatu fitur yang dikehendaki.  Misalnya:
a)     Kesesuaian fungsi kawasan
b)     Mencari lokasi yang sesuai dengan penggunaan lahan untuk pembangunan bangunan tempat perkemahan yang mempunyai beberapa persyaratan sebagai berikut:
i)   Dekat dengan sumber mata air (maksimal 200 m)
ii)  Kemiringan lereng tidak boleh lebih dari 15%
iii) Luas lahan minimal 1000 m2.
iv) Jarak dari jalan utama maksimal 3 km

6        Bagaimana pola (pattern) keberadaan tanah longsor atau kebakaran hutan yang terjadi? Bagaimana hubungan spasialnya dengan fitur-fitur yang ada di sekitarnya?

7        Bagaimana trend (kecenderungan) suatu fitur?.  Sebagai contoh, bagaimana kecenderungan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode 2000 sampai dengan 2005?Bagaimana dengan intensitas kerusakannya dalam kurun waktu tertentu?
  

Dalam SIG, informasi adalah jantungnya. Tanpa informasi, maka sistem dan geografis tidak akan terhubungkan.   SIG selalu berkaitan dengan keruangan (spasial), yaitu:
·                     Ruang geografis
·                     Ruang dari suatu obyek di permukaan bumi
·                     Ruang kartografis (posisi pada peta).
·                     Data yang melekat pada SIG adalah data spasial dan non-spasial (data atribut dari data spasial)

Pada KTT BUMI (EARTH CONFERENCE) tahun 1992) di Rio de Janeiro dikatakan bahwa “there is a need for better information and information system”  Apabila terjadi GAP yang tinggi antara negara maju dengan negara berkembang, maka akan semakin memperbesar jurang perbedaan antara si kaya (The Have) dengan si miskin (The Have-not).   Dalam kaitannya dengan informasi ini, SIG merupakan komponen yang utama dalam struktur informasi lingkungan.  Negara berkembang perlu informasi yang lebih baik dan reliable untuk tujuan survival dan progress.

 

 

Apa yang spesial dari SIG (Sistem Informasi Geografis)


Ada satu hal yang menyebabkan SIG ini sangat unik. Yang membedakan SIG ini dengan sistem informasi lainnya adalah kemampuannya melakukan analisis spasial berdasarkan hubungan matematisnya yang dikenal dengan istilah ”topologi”. Dengan topologi maka hubungan spasial antar fitur (feature) seperti connecivity, contiguity/adjacency dan area dapat diketahui. Dengan contiguity, maka feature-feature yang bersinggungan dengan obyek-obyek (fitur) yang dikehendaki dapat diketahui melalui proses query. Demikian pula untuk fitur-fitur yang saling berhubungan akan dapat diketahui dengan SIG ini. Dalam bahasa yang sederhana, dengan SIG akan dapat diketahui obyek-obyek yang berbatasan langsung, atau obyek-obyek yang saling berhubungan. Dengan konektifiti, maka dapat dilakukan analisis jaringan, untuk mengetahui apakah jaringan jalan tersebut bisa dilalui atau tidak, atau untuk mengetahui apakah suatu fitur dapat dilalui untuk mencapai fitur yang dikehendai. Dengan SIG luas suatu feature akan dapat dihitung secara otomatis.

 

 

Kenapa SIG (Sistem Informasi Geografis) diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya hutan?


Sebagaimana pengertian yang dikemukakan terdahulu, SIG ini mempunyai kemampuan untuk memanipulasi, menganalisis dan atau menginterpretasikan data-data spasial yang mempunyai referensi geografis menjadi suatu informasi, dengan cepat dan mudah.   Atas dasar kemampuan tersebut, maka dalam bidang kehutanan SIG mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah:
1.       SIG membantu pengelola sumberdaya hutan (sumberdaya alam)  dalam pengambilan keputusan;
2.       SIG mampu memproduksi peta secara singkat, terotomatisasi dan dapat dilakukan secara berulang dengan cepat.
3.       SIG dapat membantu menyelesaikan beberapa proses yang menuntut kemampuan analisis yang konsisten dan keakuratan yang tinggi.
4.       SIG mampu melakukan analisis secara efisien, konsisten, karena harga perangkat keras (hardware) dan perangkat keras (software) yang semakin terjangkau.
5.       SIG mampu bekerja dari data-data baik dari data-data tabular maupun kontekstual maupun spasial yang dikumpulkan guna  mempermudah pemetaan dan pemodelan terhadap bentang alam sumbedaya alam.
6.       SIG dapat digunakan untuk mempermudah dan mempercepat  mengevaluasi kebijakan-kebibajak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
7.       SIG mampu melakukan eksplorasi secara efisien terhadap data-data yang terkait dengan sumberdaya alam.
8.       SIG menyediakan operasi-operasi dasar yang diperlukan dalam pengelolaan hutan atau sumberdaya alam lainnya seperti penampilan data, penghitungan pengukuran-pengukuran dan pembuatan peta dari obyek-obyek yang diinginkan.


Makalah ini merupakan hasil rangkuman dari beberapa jurnal Geomatica dan buku serta realitasnya di Indonesia, sbb:
·                     Ackermann, University of Stuttgart, Digital Photogrammetry : Challenge and Potential, Photogrammetric Engineering and Remote Sensing, PE&RS, June 1996.
·                     Andrew U. Frank, Geoinformation, Technical University Vienna, Surveying Education for Future, Geomatica, Vol. 49, No.3, 1995, pp.273-282.
·                     Alec McEwen, Geomatics and Law, Geomatica, Vol. 50, No.1, 1996, pp.103
·                     Barry Wellar, Prof., Department of Geography, Univ. of Ottawa, Geomatics Education and Training, 1995-2000 ; Trends, Issues, Opportunities and Challenges, Geomatica, Vol. 49, No.3, 1995, pp.336-340
·                     Davis, B. E., 1996. GIS: A Visual Approach. Ist edition.  OnWord Press. Camino Entraa Santa Fe, USA
·                     Denis B., Geomatics Canada, Natural Resources Canada, Geomatics in Canada, Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995, pp. 124-128
·                     Geomatics Canada : A New Name A New Approach, Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995 Excellence in Geomatics : Quality Management and Standards, Geomatica, Vol. 48, No.3, summer 1994 Vaniceck, Geodecy the concept, 1st edition, 1982.
·                     Mazerall, Reorganization of Geomatics Canada, Geomatica, Vol. 49, No.2, 1995, pp.232-233. Peter Paul, National Atlas Information Service, Canada Center for Mapping, Geomatics Canada, Geomatics Canada and the World Wide Web (WWW), Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995.
·                     Roger Shreenan, The Missing Link : The Geomatics Professional Development Program, Geomatica, Vol. 49, No.4, 1995, pp.500-501.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar